Minggu, 14 Oktober 2012

Sakit itu Penggugur Dosa



Mungkin karena terlalu banyak beraktifitas dan tidak ada henti-henti nya, jadi Allah 'menghentikannya' dengan cara yang lainMulai dari penugasan protokoler untuk hari minggu besok yang tiba-tiba 'cancel'. Entah apa yang terjadi, mungkin hari esok memang dipersiapkan untuk beristirahat sepenuhnya, karena hampir 2 bulan ini tidak pernah menemukan weekend, karena terlalu sibuk dengan kegiatan kampus dan urusan duniawi
Astagfirullah .. 

Atau mungkin ini salah satu peringatan atas kemaksiatan dalam hati, kelalaian dalam diri, yg sering dilakukan karena adanya intervensi meski bertentangan dengan hati nurani 


Kalau memang demikian, biarlah sakit yang dirasa sebagai penebus atas segala pengotor jiwa, perusak akal, pembelot nurani dan penoda iman dan taqwa


Tersenyumlah ..

Karena tersenyum itu bukan menandakan hidup kita sempurna tapi mensyukuri atas segala apa yang telah Allah berikan kepada kita walaupun kadang kesakitan yang didapat. Tapi yakinlah karena sesungguhnya setelah kesakitan itu pasti ada kemudahan 

Dan terakhir, Berbahagialah ..

Karena sesungguhnya bahagia itu bukan karena kesenangan yang didapat, tapi karena syukur yang di ucap. Karena sesungguhnya sakit itu merupakan penggugur dosa. 
"Robbi inni masyaniyad durru wa anta arhamur rohimin"

Jumat, 21 September 2012

Sabar dalam Perjuangan



Kadang kita lupa mensyukuri
Atas nikmat yang telah di beri
Oleh Sang Pemilik kekuatan hati

Ingatlah bahwa dalam diri ini
Terdapat hak Sang Ilahi
Yang perlu di renungkan dalam hati
Dan diwujudkan dalam bukti
Sebagai konsekwensi dari janji
Atas terucapnya kalimat tauhid sejati
Laa ilaaha illallah muhammadur rasulullah


Saat raga tak lagi bernyawa
Karena lemahnya iman dan taqwa
Apa yang mau dikata
Karena yang didepan mata hanyalah neraka
Naudzubillah

Aku tahu
Dan kalian pun pasti tahu
Bagaimana kuat dan hebatnya orang-orang terdahulu
Bukan karena mereka pandai menebas kayu
Atau karena intelektualitas di dalam buku
Tapi karena ketaatan mereka pada Sang Ilahi

Bersabarlah . . 
Meski banyak yang menghina diri
Hingga emosi tak dapat terkendali

Bersabarlah . . 
Karena sebentar lagi apa yang di ucapkan Rasul akan terbukti
Atas sesuatu yang telah terjanji
Sebagai bukti ketaatan pribadi,
Masyarakat, maupun Negara dalam koridor yang Islami

Dan terakhir, do'a ku di pagi ini
"Tuhan, biarkanlah kami yang menjemput indahnya cahaya pagi yang akan tiba, kami ingin membuat-Mu bangga telah menciptakan kami dan saksikanlah, karena setiap hembusan nafas ini akan menjadi saksi perjuangan yang telah kita lakukan untuk menegakan dinn-Mu."
Rabbana atina fiddunya hasanatan wafil akhirati hasanatan waqina 'azabannar




18th : Keluarga Kecilku

Hadiah Al-Qur'an Hafalan

Sahabatku, dalam satu landscape kehidupan kadang terjadi berbagai dinamika, entah harus mengikuti idealisme atau tunduk pada intervensi logika yang terpaut dalam susunan angka-angka seakan terjadi dualisme alur berfikir yang super tinggi diantara keduannya.


Sahabatku, meski not-not balok ini belum sempat kau selesaikan dan kau lebih memilih aransemen mu sendiri, yakinlah kita sedang dibimbing membuat satu sympony kehidupan yang indah dan merdu dengan aransemen yang berbeda tanpa merubah komposisi dasar yang dulu kita pernah susun bersama.


Sahabatku meski kau sempat terjatuh dalam surau, walau pelan suara mu parau dan aroma hatimu galau, ingatlah kita masih punya cerita yang belum kita selesaikan hingga bisa mengukir nama kita di bawah indahnya cahaya kemilau.


Teruntuk Keluarga Kecilku :))

Tahun ke-18 :))

Selasa, 10 Juli 2012

Dari Sekitarku Aku Belajar


Dari Cermin aku belajar, Cermin itu tidak pernah bohong. Dia hanya memantulkan apa yang ada di depannya. Kita bertanya, dia menjawab. Dia membantu melihat diri kita dari sisi lain yang tidak pernah bisa kita lihat.

Dari Air aku belajar, air selalu bisa menyesuaikan dengan tempat dimana pun dia berada, tanpa lupa bahwa dia itu air.

Dari Tukang Parkir aku belajar, dia tidak pernah sombong meskipun punya banyak mobil dan motor, karena dia tahu dan sadar bahwa semua itu hanya titipan dari orang lain. Sekarang, masih membanggakan apa yang kita punya saat ini? Sadarlah itu semua hanya titipan dari Allah swt. 

Dari ikan laut aku belajar, meskipun dia tinggal di lingkungan yang asin, tapi dagingnnya tetap tawar, tidak pernah terbawa oleh asin nya air laut.

Dari Pepohonan aku belajar, kadang dia harus merelakan daunnya berguguran untuk mengurangi penguapan berlebih, akibat suhu disekitarnya yang tinggi. Dalam hidup, kadang kita juga harus merelakan sesuatu yang kita anggap itu sangat berharga, tapi masih ingatkah kamu Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 216 : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”

Dari sebuah Durian aku belajar, kadang penampakan luar itu tidak selalu mencerminkan kualitas di dalam nya.

Dari seorang Programmer aku belajar, jika sebuah program tidak dijalankan sebagaimana mestinya, berdasarkan instruksi yang telah di buat sang pencipta nya, bisa jadi program itu hancur atau minimal error. Ada korelasinya dengan Indonesia dan Umat Muslim saat ini? Silakan pikirkan sendiri :D

Dari Lapangan Bola aku belajar, seberapa keras pun penonton berkomentar, mereka mencaci, mereka memaki dan mereka mengina para pemain di tengah lapangan. Siapa yang kaya? Siapa yang Sukses? Dan Siapa yang dibayar? Tentu saja pemain. Masih tetap mau jadi penonton dalam pentas Dakwah ini, Sementara Allah sudah dengan tegas menjanjikan kemenangan untuk kita.

Dari Lilin aku belajar, semakin terang cahaya lilin, maka api akan  semakin cepat melahapnya habis. Karena gaya selalu berbanding lurus dengan resultannya.

Dari sebuah Kereta aku belajar, dia tidak pernah berhenti di statsiun untuk menunggu penumpang. Kereta akan tetap berangkat dengan atau tanpa ada nya penumpang. Karena bukan hasil yang dicapai tapi proses, bukan banyaknya kuantitas, tapi hebatnya kualitas.

Dari Farmasi aku belajar, dari Ahli Farmasi aku belajar tentang obat-obatan. Islam itu adalah Obat, satu-satunya obat bagi pesakitan yang sedang dialami Dunia saat ini. Mari Sembuhkan Dunia J


Dan dari Indonesia aku banyak sekali belajar, yang tidak mungkin aku sebutkan satu persatu dalam tulisan ini, Terima kasih Indonesia karena engkau telah sudi aku pijak sampai detik ini. Sekarang nantikan aku karena aku ingin sedikit berkarya untukmu, tapi biarkan aku berpetualang lagi sebelum benar-benar siap untuk membangun mu kelak, dengan Islam tentunya.

Rabu, 13 Juni 2012

Koran : Tantangan atau Hambatan?


Mungkin rasa nya ini aneh, kenapa tiba-tiba mau membahas masalah Koran disini. Awalnya tulisan ini terinspirasi karena salah satu tugas mata kuliah Botani Farmasi yang mengharuskan membuat artikel tentang tanaman obat yang di publish lewat media massa. Entahlah mungkin dosen ingin mengajarkan dan menumbuhkan bentuk pengabdian atau lebih tepatnya kepedulian mahasiswanya kepada masyarakat. Tapi bukan hal itu yang mau di bahas di sini, tapi mungkin lebih ke pemaparan kearah Koran itu sendiri.

Dari segi sejarah, Surat kabar di buat pertama kali orang seorang berkebangsawanan Inggris bernama Benjamin Harris pada tahun 1690 di Amerika Serikat. Surat Kabar tersebut di beri nama ‘Public Occurances Both Foreign and Domestick’. Namun surat kabar tersebut di berhentikan dan tidak boleh beredar oleh karena tidak adanya izin terbit. Di saat itu muncul kekhawatiran bahwa mesin-mesin cetak yang digunakan akan menerbitkan berita-berita yang menggeser kekuasaan pihak colonial dan pejabat agama. Setelah negara Amerika Serikat berdiri barulah bermunculan surat-surat kabar. Namun oleh karena Interfensi politik maka surat kabar bersifat subjektif dan tidak memuat berita secara objektif. Washington dan Jefferson yang merupakan penguasa saat itu menggunakan surat kabar sebagai alat untuk menjatuhkan satu dengan yang lainnya. 

Kondisi semacam ini membuat rakyar menginginkan amandemen yang menjamin kebenaran berita dalam surat kabar . Pada awalnya amandemen ini tidak dapat bekerja dengan efektif sampai terbitnya ‘The Herald’ oleh James Gordon Bennet. The Herald membuat isu politik di bagian depan dan sisanya berisi isu bisnis, kehidupan sosial dan sebagainya. Setelah The Herald muculah New York Tribune yang di dominasi oleh pembaca dari kalangan petani.      

Pada masa Lincoln muculah New York Times yang menambah ramai pangsa pasar surat kabar tersebut. Setelah perang saudara di Amerika Serikat munculah Pulitzer dengan New York World. Pulitzer adalah penerbit pertama yang menerbitkan surat kabar mingguan. Sepeninggal Pulitzer, New York World mencapai kesuksesaannya yang terbesar dengan terkenalnya ia dengan sebutan ‘wartawannya surat kabar’. New York World saat ini memegang dua buah majalah terkenal dan laris, Good Housekeeping dan Cosmopolitan.              

Kondisi persurat kabaran di Indonesia juga mengalami pergolakan yang sama dengan persuratkabaran di Amerika Serikat dan sekitarnya. Dalam sejarahnya surat kabar dan koran di Indonesia juga mengalami pembredelan untuk melindungi kepentingan politik atau penguasa tertentu. Hal ini sangat dirasakan dalam masa orde baru. Menurut sejarah surat kabar dan koran, surat kabar dan koran di Indonesia di cetuskan oleh Pemerintahan Belanda. Pada saat itu muncul banyak surat kabar seperti Bintang Timur, Bintang Barat, Java Bode dan sebagainya.  

Pada masa penjajahan Jepang surat-surat kabar tersebut di larang dan digantikan dengan Suara Asia, Sinar Matahari, Suara Asia, Asia Raja dan Tjahaja. Setelah masa kemerdekaan peran-peran surat kabar mulai di gantikan dengan Radio Republik Indonesia. Pada massa kemerdekaan sampai dengan jatuhnya Orde lama, surat kabar berada di dalam kendali penguasa dan pemerintah. Reformasi pada tampuk pimpinan B.J Habibie membuka kebebasan pers bagi Indonesia yang di atur dalam Undang-Undang Penyiaran dan Kode Etik Jurnalistik yang di keluarkan oleh Dewan Pers. Demikianlah sejarah surat kabar dan koran di Indonesia.

Jadi jelaslah sudah bagaimana Koran dulu dimanfaatkan untuk kepentingan politik, untuk saling menjatuhkan satu sama lain dan yang paling terpenting Koran itu salah satu sarana untuk menyebarkan opini. Dan kalau boleh mengutip perkataan salah seorang teman “Kekuasaan gaya baru itu bukan lagi uang ditangan segelintir orang, tapi informasi di tangan banyak orang.” Bagaimana dulu pada masa orde baru presiden Soeharto di turunkan dari tahta nya tidak lain dan tidak bukan karena opini di masyarakat yang sudah tidak menginginkan  pemerintahannya lagi. Jadi sungguh betapa dahsyatnya kekuatan opini ini dan mungkin agak sedikit meluruskan pandangan orang tentang perkataan jangan terlalu banyak berbicara “talk less do more.” Berarti dia benar-benar belum sadar tentang kekuatan opini ini. Bagaimana perang dunia II bisa terjadi gara-gara seorang Hitler yang menyebarkan opini untuk membunuh kaum yahudi di tengah-tengah masyarakat jerman.

Kesimpulan terakhir yang ingin saya sampaikan bukan berarti saya membuat tulisan ini langsung menjudge bahwa media massa itu menyebarkan opini buruk, bukan sama sekali hanya saja saya berharap kita bisa lebih jeli lagi dalam memilah-memilih informasi yang ada. Jangan selalu menelan bulat-bulat informasi yang ada, karena kadang itu akan menghalangi mata hati kita untuk melihat kebenaran.

Sumber Referensi : http://www.studentmagz.com/2011/07/sejarah-koran-dan-surat-kabar.html

 
biz.