Selasa, 31 Desember 2013

Mahasiswa dan Jaminan Sosial

“Kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial…”

Tujuan Negara Republik Indonesia tertuang didalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, salah satunya adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Amanat untuk memajukan kesejahteraan umum memiliki makna untuk memajukan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan, bukan hanya perorangan saja. Oleh karena itu perlu disusun suatu sistem yang dapat menjamin terselenggaranya keadilan sosial yang berlaku universal untuk semua warga Negara karena merupakan amanat dalam UUD 1945 pasal 28 H ayat 3 yang menyebutkan bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
Dalam rangka untuk memberikan jaminan untuk semua rakyat, pada tahun 2004 Pemerintah telah mengesahkan UU no. 40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU no.24 tahun 2011 tentang Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS). Sistem Jaminan Sosial ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap warga Negara.
Salah satu bentuk jaminan sosial dapat menggunakan mekanisme asuransi sosial atau tabungan sosial yang bersifat wajib atau compulsory insurance, yang dibiayai dari kontribusi atau iuran yang dibayarkan oleh peserta. Dengan kewajiban menjadi peserta, sistem ini dapat terselenggara secara luas bagi seluruh rakyat dan terjamin kesinambungannya dan profesionalisme penyelenggaraannya. Dengan dijalankan system jaminan sosial ini diharapkan dapat mengatasi kesenjangan yang terjadi karena SJSN ini dijalankan dengan prinsip kemanusiaan, manfaat dan keadilan sosial. Selain itu SJSN diharapkan dapat memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat miskin untuk mendapatkan penghidupan yang layak dan akses yang baik terutama dalam hal pelayanan kesehatan karena kesehatan merupakan salah satu sector yang dijamin dalam SJSN selain jaminan hari tua, jaminan keselamatan kerja, jaminan pensiun dan jaminan kematian. BPJS sebagai badan pengelola pun, bekerja atas dasar prinsip nirlaba, artinya iuran yang dikumpulkan, dikelola dan hasilnya digunakan sepenuhnya untuk peserta.
Alih-alih mendapatkn simpati rakyat, setelah RUU SJSN dan BPJS ini disahkan menjadi UU malah mendapatkan sejumlah penolakan dari beberapa kalangan terutama buruh yang merasa dirugikan dengan diterapkannya SJSN karena dianggap merupakan langkah mundur ditengah keinginan buruh untuk hidup layak. Disinilah seharusnya mahasiswa berperan. Tugas mahasiswa sebagai agent of change dan sebagai control sosial bisa turut serta bisa mensukseskan jaminan sosial ditengah ketidakpastian akan SJSN ini, karena sebelum UU SJSN ini disahkan pada tahun 2004 UU ini sudah mengalami revisi sebanyak 56 kali semenjak diajukan kepada pemerintah pertama kali pada tahun 2001, artinya UU SJSN saat ini sudah banyak mengalami perubahan dan perbaikan.
Tugas Mahasiswa untuk turut serta dalam mensukseskan jaminan sosial bisa dilakukan dalam berbagai sector. Misalnya mahasiswa bisa melakukan advokasi terkait pasal 19 ayat 1 yang masih dianggap rancu, dalam pasal ini disebutkan: Pemberi Kerja wajib memungut iuran yang menjadi beban Peserta dari Pekerjanya dan menyetorkannya kepada BPJS, padahal sebelumnya sudah ada Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) dimana iurannya sudah ditanggung ke perusahaan, tanpa memotong upah buruh, sehingga belum ada kejelasan mekanisme jika SJSN ini diterapkan.
Peran mahasiswa yang begitu strategis menjadikannya objek yang pas dalam membantu mensukseskan jaminan sosial di Indonesia. Apalagi mahasiswa itu bisa melakukan hubungan vertical dan horizontal sekaligus. Horizontal dalam artian mahasiswa merupakan objek yang paling dekat berinteraksi dengan masyarakat sehingga mengetahui kondisi kekinian masyarakat. Vertikal dalam artian mahasiswa bisa berdialog langsung dengan penguasa, dan menyuarakan semua jeritan rakyat.
Masalah utama dari SJSN yang sudah memasuki tahap akhir ini adalah masih banyak penduduk Indonesia yang belum mengerti seberapa penting jaminan sosial ini diselenggarakan. Sehingga masih banyak multitafsir dan menganggap jaminan sosial ini merugikan. Mahasiswa bisa membantu sosialisasi dan melakukan pencerdasan kepada masyarakat tentang urgensi jaminan sosial demi kesejahteraan bersama, karena pada dasarnya jaminan sosial ini didasakan pada prinsip gotong royong yang menunjukan kita sebagai bangsa yang beradab.

Dan yang paling penting dari itu semua mari kita kawal terus pelaksanaan SJSN yang akan mulai di terapkan pada awal tahun 2014 agar Jaminan Sosial ini dapat berjalan sebagaimana mestinya, semua warga Negara terjamin kebutuhan dasarnya dan semua objek yang terlibat dalam SJSN bisa menjalankan tugasnya dengan baik. BPJS sebagai badan pengelola Jaminan Sosial pun dapat mengelola iuran peserta berdasarkan prinsip nirlaba dengan baik serta mari kawal terus agar BPJS tidak terindikasi virus korupsi dan semuanya dapat dimanfaatkan hanya untuk kepentingan rakyat.

Minggu, 15 Desember 2013

Aku dan BEM KEMA UNPAD : Awal Menjadi Bagian Kabinet Protagonis 2013

            Nama saya Jaya Sukmana. Dilahirkan 18 tahun yang lalu, tepatnya sekitar tanggal 4 September 1994. Menjadi putra ketiga dari tiga bersaudara yang dilahirkan dalam kehidupan keluarga sederhana disalah satu daerah di Sukabumi. Banyak hal yang patut saya syukuri dalam kehidupan saya misalnya mendapatkan pendidikan formal yang bisa dibilang cukup dibadingkan dengan kebanyakan teman sewaktu kecil. Meskipun tidak dibesarkan dalam kehidupan bermewah-mewahan, tapi yang patut sangat disyukuri adalah orang tua yang memberikan pendidikan agama yang cukup walaupun mungkin belum sampai pada tahap militansi seperti kader dakwah saat ini yang dibesarkan dalam kehidupan pesantren. 
            Salah satu yang melandasi saya untuk mengajukan diri menjadi bagian dari para pelaut kehidupan adalah keinginan untuk merubah kema unpad menjadi lebih baik tentunya, selain itu jauh dalam benak yang saya bayangkan, saya ingin belajar mengenal masyarakat yang pluralistic daripada hanya sekedar masyarakat fakultas, karena nantinya untuk membangun Indonesia madani pun, kita akan bertemu dan bekerja sama dengan masyarakat yang jauh lebih pluralistic dari pada hanya sekadar kehidupan kampus. Untuk saya yang dibesarkan dalam kehidupan fakultas memang tidak salah, tapi ketika dapat mengenal kema unpad secara menyeluruh, mungkin dapat menjadi kebanggaan tersediri dan pengalaman yang sangat berharga untuk membangun Indonesia nanti, karena cita-cita saya adalah menjadi seorang menteri kesehatan, sehingga harus belajar tentang kepluralistikan masyarakat dari sekarang.
Secara spesifik, kementerian yang saya inginkan pada kabinet Protagonis ini adalah kementrian kajian strategis. Setiap perubahan berawal dari pergerakan, dan pergerakan tidak akan pernah mati selama masih ada kehidupan. Sehingga menjadi suatu hal yang lumrah jika pergerakan menjadi suatu alat monopoli untuk kehidupan bangsa Indonesia. Pergerakan memang harus dimulai sejak dini, memupuk idealisme sebanyak-banyaknya sebelum siap untuk membangun Indonesia madani. Berbicara tentang pergerakan, tidak akan pernah bisa terlepas dari subjek yang terlibat didalamnya. Sehingga sejak dini mahasiswa harus sudah dicerdaskan agar nantinya tidak melenceng dari arah yang seharusnya. Karena kadang idealisme mahasiswa yang sudah dipupuk dalam kampus luntur begitu saja ketika mengenal dunia luar, berubah haluan orientasi menjadi uang, keluarga ataupun yang lainnya dari pada membangun masyarakat.  Disinilah peran kementrian kajian strategis yang utama dalam melakukan pencerdasan kepada para pemuda pelanjut tonggak estafet kehidupan, agar nantinya mahasiswa bisa menjadi garda terdepan dalam membangun kehidupan masyarakat.

            Saya memang berharap menjadi bagian dari para pencerdas kehidupan mahasiswa dalam hal ini kementrian kajian strategis. Resiko dari segala pilihan dan konsekwensi sudah saya pikirkan masak-masak.  Memang saat ini mungkin belum ada hal yang bisa saya banggakan dan membuat orang lain tertarik memilih saya untuk menjadi bagian dari kementrian kajian strategis lewat deskripsi yang saya tuliskan ini. Tapi saya berharap keinginan besar saya yang saya tuliskan dalam paragraph-paragraf diatas bisa memberikan sedikit pertimbangan dan pembuktiannya pada saat wawancara nanti, karena terlalu naïf rasanya bisa meyakinkan orang lewat tulisan yang singkat, hasil dari pemikiran yang serba terbatas ini.

Minggu, 01 Desember 2013

Negeri tak Bermoral : Refleksi di balik Hari AIDS

Hari ini tepat 1 Desember 2013, hari yang diperingati Dunia sebagai hari AIDS. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh pada seseorang maka orang tersebut sangat mudah terkena penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru, saluran pencernaan, otak dan kanker.
Penyakit HIV-AIDS yang melanda negeri ini sudah semakin parah, di ibukota saja berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga Juli 2013, tercatat sebanyak 24.807 kasus HIV dan 6.299 kasus AIDS. Salah satu yang menyebabkan penularan virus HIV sebagai penyebab AIDS menurut Komisi Penanggulangan AIDS adalah karena hubungan seks yang tidak aman. Jika berhubungan seks tanpa menggunakan kondom, hal ini memungkinkan cairan mani atau cairan vagina yang mengandung virus HIV masuk ke dalam tubuh pasangannya. Oleh karena ini menjelang peringatan hari AIDS tahun 2013 ini pemerintah akan menggelar pekan kondom nasional dari tanggal 1-7 Desember 2013.
Miris rasanya mendengar berita ini, pemerintah seperti mensponsori rakyatnya sendiri untuk melakukan seks bebas. Hal ini seperti melegitimasi secara halus bahwa silakan saja kamu melakukan seks bebas asalkan dilakukan dengan aman dan menggunakan kondom agar tidak tertular HIV-AIDS. Pemerintah mungkin beralasan untuk memberlakukan pekan kondom dalam menanggulangi AIDS, tapi nyatanya itu adalah solusi parsial  dan justru menjerumuskan kedalam kemaksiatan yang lebih besar. Padahal nyatanya Rasulullah pernah bersabda : “Jika zina dan riba sudah menyebar di suatu bangsa maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan azab Allah atas diri mereka sendiri.” (HR al-Hakim, al-Baihaqi dan ath-Thabrani).

Salah Kaprah
Ketika menghadapi suatu permasalahan, langkah yang harus ditempuh adalah dengan menyelesaikan akar masalahnya. Penyakit HIV-AIDS yang saat ini semakin parah di sebabkan karena maraknya seks bebas berarti yang seharusnya diatasi adalah masalah seks bebas, ketika diadakan pekan kondom, hal ini justru akan semakin mendorong masyarakat untuk melakukan seks bebas, bukannya mengatasi malah justru akan semakin memperparah. Islam sudah dengan tegas melarang seks bebas karena pasti ada kemudharatan disitu. Entah dimana logika pemerintah ketika melakukan kebijakan ini. Hal ini justru telah menodai kita sebagai bangsa timur yang bermartabat dan telah merusak moral anak bangsa.


Minggu, 24 November 2013

Tentang #YukMenginspirasi

Inspirasi itu adalah titik terang di tengah kebuntuan, pernah denger “aduh gue lagi gak ada inspirasi” atau “bentar gue nyari inspirasi dulu” yang diccari saat itu adalah inspirasi, ya berarti inspirasi itu seperti cahaya kecil di tengah kegelapan. Selain itu inspirasi itu seperti virus-virus yang dapat bereplikasi menjadi kebaikan-kebaikan baru lainnya, misalnya kita melihat seorang M. Natsir sebagai sosok inspirasi untuk seorang pemimpin bangsa karena kepemimpinan dan teladan beliau, orang-orang hari ini pasti akan berduyun-duyun berusaha menjadi sosok M. Natsir masa kini, itulah yang namanya Menginspirasi. Meskipun raga sudah tak dapat bersua, tapi jejak inspirasi akan tetap selalu ada.

Kenapa #YukMenginspirasi ?
Setiap orang pasti punya caranya sendiri-sendiri untuk dapat menginspirasi, seorang M. Natsir mungkin bisa jadi sosok yang menginspirasi dalam kepemimpinannya, tapi belum tetntu dapat menjadi sosok yang menginspirasi karena komunikasi atau karya seni nya. Karena setiap orang punya kesukaannya masing-masing jadi mari menginspirasi dengan cara kita masing-masing pula. Begitupun di Kemafar, keberagaman individu-individu di Kemafar juga seharusnya mendorong untuk dapat menginspirasi dengan caranya masing-masing. Untuk seorang akademisi mari Menginspirasi orang-orang dengan IPK yang tinggi misalnya. Bagi seorang yang suka dengan karya tulis, mari menginspirasi dengan prestasi-prestasinya. Bagi seorang organisatoris, mari menginspirasi karena pencapaian karya nya. Bagi seorang penulis, mari menginspirasi dengan tulisannya. Intinya kita bisa menginspirasi orang-orang dengan cara kita sendiri.

Lebih dekat dengan #YukMenginspirasi
#YukMenginspirasi sebetulnya merupakan singkatan dari visi yang akan saya bawa “Ikhlas Mengabdi, Proaktif Berkontribusi, Corong Pergerakan dan Prestasi”.

Ikhlas Mengabdi
Salah satu perbedaan kita sebagai mahasiswa dengan kaum lainnya adalah orientasi kita bukan uang, pengabdian yang dilakukan murni untuk berbagi dan inilah idealism yang harus di junjung.

Proaktif Berkontribusi
Jangan pernah mau hanya menjadi penikmat sejarah, jadilah para pelaku sejarah! Organisasi ini milik kita dan tidak akan pernah hidup tanpa kita. Berkontribusi itu seperti sedekah, kita tidak akan pernah rugi. Semakin banyak berkontribusi maka kita akan semakin banyak pula kita menerima.

Corong Pergerakan dan Prestasi
Salah satu peran mahasiswa adalah melakukan pergerakan, dan inilah salah satu yang membedakan kita dengan siswa. Pergerakan itu tidak melulu harus turun ke jalan dengan aksi. Ketika kita melihat satu realita yang salah maka kita wajib mengubahnya, dan itulah hakikat bergerak yang sesungguhnya, berpindah dari satu posisi menuju posisi lainnya, berpindah dari satu keadaan menuju keadaan yang lebih baik tentunya.
Parameter sederhana terhadap suatu keberhasilan itu adalah prestasi. Prestasi itu adalah modal untuk melihat lebih dekat dan melangkah lebih jauh. Melihat lebih dekat apakah program kemafar UNPAD selama ini sudah massif dan tepat sasaran atau tidak, serta melangkah lebih jauh atas pencapain periode-periode sebelumnya.

Kemudian visi ini saya jabarkan kedalam beberapa misi.

  1. Menciptakan nuansa kekeluargaan sebagai sarana penunjang pengembangan potensi dan minat anggota Kemafar UNPAD
  2. Mewujudkan iklim kompetitif dan prestatif di  lingkungan Kemafar UNPAD
  3. Optimalisasi BEM Kemafar UNPAD sebagai media pelayanan kesejahteraan mahasiswa yang professional
  4. Membangun pola pikir intelektual mahasiswa sebagai landasan untuk bergerak dan bertindak
  5. Melakukan pengabdian kepada masyarakat berbasis sumber daya mahasiswa
  6. Membangun dan mengokohkan hubungan baik dengan alumni serta lembaga mahasiswa di tingkat fakultas, universitas, nasional maupun internasional

Kemudian ada beberapa program unggulan yang akan di bawa :

Kemafar BerJaya
Ini adalah program untuk berprestasi, kompetisi diluar sana banyak sekali sehingga dalam program ini akan di fasilitasi agar kemafar bisa berprestasi. Program ini merupakan rangkaian mulai dari penginformasian lomba (competition center), pembinaan sampai mengikuti perlombaan itu.

FUN (Farmasi Untuk Negeri)
Ini adalah program untuk menjalankan peran horizontal kita melakukan pengabdian kepada masyarakat. Acara FUN ini mulai dari FUN Green, FUN Charity, FUN Desa.

Kemafar Award
Acara ini merupakan apresiasi kepada civitas yang telah berprestasi membawa harum nama fakultas farmasi UNPAD. selain itu juga untuk membangun nuansa kekeluargaan di antara civitas akademika.

Sabtu, 16 November 2013

Aku Sebut ini Keteguhan Hati

Sebetulnya tidak enak dengan apa yang terjadi dua hari kemarin, semua nya mendorong. Tapi ini memang resiko atas komitmen yang sudah di ucapkan. Dari kemarin memang bingung mau maju atau tidak di pemilihan raya fakultas, benar-benar bingung. Antara mau maju dan bergerak di atas sebagai ketua BEM atau bergerak di bawah make something new membuat komunitas, membangun dan merintis gerakan sendiri. Sebenarnya hati ini lebih condong untuk bergerak di bawah, kepala lebih suka berfikiran bebas tanpa ada suatu yang mengikat. Tapi semuanya memberikan keyakinan dan dorongan untuk maju. Lagi-lagi hati ini bingung, berfikir, berfikir, berfikir dan berfikir lagi.
Sebenarnya bingung harus memilih yang mana sampai harus membuat kesepakatan dengan hati, “saya mau maju kalau batas pengumpulan berkasnya di perpanjang” itu artinya kalau pengumpulan tidak di perpanjang saya anggap itu ‘kode’ dari Sang Penguasa kalau saya memang harus merintis gerakan sendiri. Hal ini saya lakukan untuk menguji keteguhan hati, untuk melihat komitmennya apakah siap di bawa berlayar atau tidak.
Sebenarnya ketika ditanya “jaya jangan galau-galau” saya sebenarnya sudah tidak galau karena apapun hasilnya mau maju atau tidak saya insyaAllah siap. Pun ketika di dorong “jay ayo daftar” saya hanya memberikan senyum simpul sambil bergumam dalam hati “bertahan, bertahan, bertahan kamu punya komitmen yang harus kamu selesaikan”. Maaf teman-teman telah melibatkan kalian dalam situasi ini, kalian memang pasti punya banyak komentar terhadap yang sudah terjadi, tapi apapun yang dilakukan orang pasti punya sesuatu untuk dikatakan. Aku hanya ingin menyelesaikan komitmen yang sudah di bangun diawal, kalau itu di langgar berarti hati ini memang belum siap menghadapi perlayaran yang sesungguhnya.

Semua kondisi yang terjadi dua hari kemarin sebenarnya sudah di prediksi dan benar-benar di luar dugaan sampai membuat galau sendiri, saya tidak menyangka respon kalian semua seperti itu, sampai mempersiapkan berkas dll. Maaf teman-teman sudah membuat kalian super rempong. Sekarang waktu pendaftaran memang di perpanjang dan saya anggap ini memang sudah jalan-Nya. Dengan waktu yang singkat harus menyiapkan visi yang besar. Tapi menghadapi kenyataan itu, terutama untuk dua hari kemarin saya tidak khawatir lagi akan nasib Kemafar kedepannya, karena Kemafar selanjutnya ada di tangan kita, ditangan kalian. Pun siapapun yang terpilih nanti saya tidak cemas karena kalian akan selalu ada membantu. Terimakasih teman-teman untuk kalian yang selalu menginspirasi!

Senin, 11 November 2013

Nothing

Sebetulnya bingung harus memulai ini dari mana. Ini memang sekelumit kisah yang dirangkaikan oleh waktu yang akan Nampak aneh ketika hanya diceritakan secara parsial. Ini bukan mozaik-mozaik yang ketika disatukan akan Nampak indah tapi ketika ada bagian yang hilang maka tidak akan lengkap.
Awal kisah ini tentu saja ketika mulai menanggalkan seragam putih-abu dan masuk kedalam dunia kampus. Ikut kegiatan sana sini dengan harapan satu : menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dunia organisasi pun dimasuki, mulai dari intra kampus sampai organ ekstra. Pelik memang, tapi dinamika nya luar biasa.
Saat Politik Meja Makan @ Jatinangor
Sekarang 2013 hampir berakhir, segala kepengurusan pun sudah akan mendekati pertanggung jawaban. Fase pergantian generasi pun akan segera dilakukan. Hap hap hap entahlah aku belum mempunyai pilihan dimana hati ini akan di labuhkan tahun depan. Kadang ingin bergerak di bawah, make something new. Tapi ada juga yang mendorong untuk maju ke atas. Sampai tiba-tiba suatu waktu teman-teman ngajak makan dan membicarakan hal-hal yang memang tidak lazim dari pembahasan obrolan-obrolan biasanya. “Jay mau maju jadi ketua BEM?” Ooh mungkin ini yang dinamakan politik meja makan : karena di meja makan apapun bisa terjadi.
Ketika berkumpul dengan anak-anak School of Leader (SOL) VI, topic-topik nya pun tidak akan jauh dari yang namanya nyalon jadi Ketua BEM, karena memang mereka sepertinya yang bakalan di proyeksikan untuk maju. Teman-teman SOL dari keperawatan, kedokteran, kedokteran gigi maju semua di tingkat fakultas. “ayoo jay, kamu harus maju di farmasi nanti kita buat medical complex satu”. Sampai-sampai menteri kastrat BEM KEMA pun bilang “ciee ada nyalon gak bilang-bilang”.
Tapi entahlah, sampai detik ini pun masih belum mempunyai jawaban. Ini mutlak karena kelemahan hati, walaupun memang ada sedikit intervensi. Masih harus banyak yang harus dibenahi dan berintrospeksi diri sebelum waktunya benar-benar tiba.

Sabtu, 26 Oktober 2013

Sebuah Tulisan untuk Jiwa yang Tak Pernah Mati


Bissmillahirrohmanirrohim ..
Assalamualaikum Wr. Wb.

Bunga yang hidup akan selalu mekar ..
Jadi terimalah salam untuk para Kemafar ..
Hidup Mahasiswa!
           
         
           Seiring kicauan burung yang selalu menemani mentari pagi, segala puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah yang Maha Kuasa atas segala nikmat yang diberikan kepada makhluk-Nya, Dia-lah yang menciptakan merahnya darah dan beningnya air mata. Sholawat bertangkaikan salam semoga selalu tercurah kepada nabi besar Muhammad saw. Insan yang telah merubah dunia, mendobrak pintu kebatilan dan merubah peradaban, membawa kita dari zaman kegelapan sehingga sampai pada zaman ini.
      Ada rasa yang tak biasa bisa dipertemukan dengan kalian para pejuang dalam laboratorium pengkaderan. Suatu kehormatan bisa membuat kolaborasi dengan kalian dalam kepanitian MABIM-PEKA 2013.
       Sebelumnya saya ingin mengucapkan terimakasih untuk kalian yang selalu menginspirasi, untuk kalian yang selalu mendedikasikan diri meskipun dengan posisi kita sebagai anak farmasi bukanlah hal yang mudah untuk menjalani ini. Awal sekelumit kisah ini berawal dari musyawarah dua angkatan dulu yang bahkan untuk maju mencalonkan diri pun masih harus memutar otak ribuan kali ditengah hecticnya kuliah dan amanah yang sudah terpikul. Tapi dibalik itu semua ada semangat yang kalian berikan. Semangat untuk membangun generasi kemafar menjadi lebih baik bahkan dari kemafar-kemafar yang pernah ada sebelumnya.
            Titik tolak itu selalu ada, dengan modal motivasi yang besar kita mengarungi laboratorium pengkaderan ini. Terimakasih untuk DPH yang telah menahkodai pengarungan ini. Terimakasih untuk Indra, Hakim, Dhean, Saiful, Cia, Nurul, Raisa, Beth, Agis dan Ferdy yang telah merelakan waktunya tersedot, jam malam nya bertambah untuk rapat disamping mengerjakan tugas. Untuk segala keadaan yang pernah terjadi kalian tahu penyebabnya, untuk segala emosi yang pernah meledak kalian pernah mengalaminya. Terimakasih untuk segala kerjakerasnya, kalian keluargaku.
            Terimakasih untuk para pimpinan yang telah sukses mewarnai MABIM-PEKA kita kita ini. Kita sukses membuat kolaborasi dengan warna khas kalian masing-masing. Terimakasih untuk Ninu, Cesis, Tazki, Nadia, Dewi, Novia dan Syah yang telah mewarnai acara tahun ini. Kalian hebat ditengah tugas yang datang mendera, ditengah deadline yang datang melanda, tapi kalian membuktikannya. Terimakasih untuk Aryo, Akmal, Amel, Beni, Pusgit, Putri, Wildan, Poppy, Valen, Wati, Kenny, Fariz, Elwitha, Andhini, Terry, Anzari, Komang, Dida, Pece, Gustyan, Wirda, Chrissel, Laura, Muti dan Tara atas kerja kerasnya sebagai Tatib-Evaluator. Meskipun dengan perubahan yang cukup signifikan tapi kalian membuktikan kualitas kalian, kalian Luar Biasa. Terimakasih juga untuk Anti, Rika, Andhiani, Panji, Rara, Anek, Anggy, Diah, Dewo, Fuah, Qori, Luthfi, Ige, Hadi, Agisa, Nica, Alfy, Tita, Resti, Erlina, Nadia, Sani dan Tia kalian membuat mozaik kalian sendiri ditengah perbedaan yang ada.
Terimakasih juga untuk Adit, Handi, Hilka, Riswanto, Mydha, Hima, Rini, Retha, Devia, Ilham dan Lina yang telah mendedikasikan dirinya merawat maba yang sakit. Terimakasih juga untuk Ivo dan Yockie yang telah sukses memanage rohani di mabim ini, menjalin kerukunan diantara umat beragama.
Terimakasih untuk pejuang super MABIM-PEKA kita, Hilmi, Bowo, Arnaj, Pras, Hendry atas dedikasinya yang tanpa batas, juga untuk Rabella dan Lazu serta Dinar, Septi, Riri dan Dainar Kemafar pasti bangga punya kalian semua.
Juga tidak lupa terimakasih untuk Ketua BEM, PSDM, SC, Komdis yang masih sempat-sempatnya mengurusi adik kalian ini ditengah kesibukan Skripsi, Sidang, TA, dll.
Masalah datang silih berganti membawa dinamika dalam kepanitiaan ini, tapi ini tanda pembuktian kita sebagai manusia seutuhnya. Karena masalah lah yang nyatanya mendewasakan kita, bukan pujian, bukan pula kehidupan yang datar tanpa ada hambatan karena pada dasarnya seperti kata pepatah “Pelaut yang hebat itu tidak dibesarkan dalam ombak yang tenang.”
Terimakasih untuk kalian semua yang karena kerelaan hatinya mengorbankan waktu liburannya, menyibukan hari-harinya hanya untuk membuat generasi Kemafar selanjutnya lebih baik lagi. Terimakasih telah membantu menyelesaikan laboratorium pengkaderan ini, semua kerja keras kita pasti akan terbayar karena hasil tidak akan pernah mengkhianati kerja keras.
Untuk angkatan 2013 yang tidak bisa disebutkan satu per satu, selamat datang di dunia keras sesungguhnya, semoga MABIM-PEKA kemarin cukup membuat fondasi untuk masa depan kalian, semua yang kami lakukan hanya untuk membuat kalian jauh lebih baik dari generasi yang pernah ada. Sekarang kalian memikul estafet perjuangan Kemafar di bahu kalian, ketika masa nya tiba kami nantikan kalian di hari pembuktian untuk membuat Kemafar jauh lebih baik lagi. 
Terimakasih untuk kalian yang selalu menginspirasi ..
Semoga nurani kita tetap bernyala ..


Salam, dari hati untuk jiwa yang tak pernah mati ..
Ketua MABIM-PEKA 2013
Jaya Sukmana 

Aku ingin Menepi

Aku sudah melakukan pengarungan yang panjang, setidaknya untuk 2 tahun terakhir ini. Perjalanan yang tidak bisa dianggap mudah apalagi dengan statusku saat ini. Untungnya aku tidak sendirian, ditemani awak kapal yang begitu hebat dan nahkoda yang luar biasa. Kadang aku ditunjuk sebagai nahkoda, membawa berlayar kapal untuk mengarungi samudra. Ketika posisi ku mulai goyah karena badai sedang melanda, kalian mengajariku bagaimana cara mengemudikan kapal yang baik dan benar. Ketika aku mulai kehilangan arah perjalanan, kalian menunjukan jalan yang tepat. Bahkan ketika aku jenuh menghadapi perlayaran pun, kalian hadir dengan secangkir teh hanya untuk bercengkrama menikmati biru nya lautan.

Terimakasih untuk kalian yang sudah menemani perjalanan hingga detik ini. Aku senang bisa bekerjasama dengan kalian membangun laboratorium kehidupan kita. Tapi terlalu lama berlayar memang menjemukan juga. Terlalu lama di lautan kadang membuat lupa daratan. Padahal sejatinya di daratan lah kehidupan ini akan di langsungkan. Aku ingin mengejar mereka yang sudah sejak lama membangun fondasi-fondasi kehidupan masa depan. Sekarang aku benar-benar ingin menepi, setidaknya untuk saat ini.

Jumat, 18 Oktober 2013

9th kinerja SBY : Potret Buram Kesehatan Indonesia

Kesehatan merupakan kebutuhan setiap orang. Selain lewat pendidikan, bangsa yang maju di nilai dari taraf kesehatan warga Negara nya, karena dengan sehat setiap orang bisa melakukan hal produktif apapun untuk memajukan bangsa dan Negara nya. Menyadari pentingnya peran kesehatan dalam hajat hidup setiap manusia, pemerintah seharusnya memberikan perhatian lebih dalam bidang kesehatan. Ketika sector kesehatan tidak dapat dijalankan dengan baik ini akan membuat derajat sehat setiap insan Indonesia semakin rendah. Akibatnya produktivitas akan menurun dan roda perekonomian pun bisa lumpuh.
Ketidakseriusan pemerintah dalam mengelola sector kesehatan bisa kita nilai dari total APBN yang pemerintah keluarkan. Total APBN yang pemerintah keluarkan pada tahun 2013 hanya sekitar Rp55,9 T. Meskipun mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya jumlah ini dinilai terlalu kecil karena jumlah ini hanya sekitar 3% dari total APBN 2013 yang hampir mencapai Rp1529,7 T (depkeu.go.id). hal ini jelas mengingkari amanat dari UU no.36 tahun 2009 tentang kesehatan, karena pada pasal 171 jelas disebutkan bahwa “Besar anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan minimal sebesar 5% (lima persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara di luar gaji.” Anggaran yang kecil itu pun jika berkaca pada tahun 2011 hampir Rp39,5 T nya habis digunakan untuk biaya pengobatan dan perawatan Penyakit Terkait Rokok (PTR) (sindonews.com). 
Sebagai Negara berkembang, Indonesia terus menggenjot neraca pembangunan  salah satunya dalam sector kesehatan. Sayangnya, pembangunan yang terjadi hanya untuk mengejar image. Pemerataan bidang kesehatan bukan dimaknai secara luas, namun hanya diintepretasikan secara parsial. Akibatnya pemerataan yang terjadi hanya sebatas pembangunan sarana-sarana fisik. Ini terlihat dari banyaknya puskesmas yang berdiri, namun tak terkelola dengan baik karena keterbatasan tenaga medis. Akhirnya, masyarakat pun masih tak mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal. Menurut Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK) dari sekitar 8.800 unit Puskesmas, 20% diantaranya tidak memiliki dokter. Adanya kekosongan dokter maupun bidan, di sejumlah Puskesmas tersebut karena keengganan mereka untuk ditempatkan sebagai pegawai tidak tetap (PTT) di daerah yang jauh dari tempat asalnya. Hal ini bisa disebabkan multifactor, bisa jadi dokternya yang tidak bersedia atau memang tidak ada peraturan yang memaksa hal ini. Jika kita bandingkan waktu dulu terdapat adanya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 1975 yang mewajibkan semua tamatan dokter, bidan, dan perawat bersedia ditempatkan dimana saja, dan jika tidak mau maka akan mendapatkan sanksi, berbeda realita dengan sekarang ini. Sekarang aturan tersebut sudah tidak berlaku. Sehingga dokter, bidan, dan perawat boleh bekerja dimana pun di seluruh Indonesia. Sehingga para dokter tidak harus bekerja di daerah terpencil. Akibatnya, kesenjangan distribusi tenaga kesehatan antara perkotaan dan daerah terpencil kian tinggi. Misalnya untuk daerah-daerah di Indonesia yang memiliki SDM Kesehatan terbanyak berada di Jawa dan Bali dengan 301.402 orang tenaga kesehatan atau 45,08% dan yang paling sedikit berada di wilayah Nusa Tenggara dan Papua yaitu masing-masing hanya 26.168 orang atau 3,91% dan 16.293 orang atau 2,44% (tempo.co).
Belum lagi awal tahun 2014 ini akan diterapkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dimana system ini akan menaungi semua pelayanan kesehatan Indonesia. Sistem ini berbasis asuransi social dan pasti akan menyedot semua perhatian massa karena pada awal pembuatan nya pun UU SJSN sudah menuai banyak polemic. Dari segi penerapannya pun SJSN belum tersosialisasikan dengan baik, dilihat dari banyaknya tenaga ahli medis yang tidak tahu posisi mereka di era SJSN nanti. Dari segi persiapannya bisa dibilang sangat minim apalagi dengan kondisi kekinian Indonesia. Dari segi jumlah tenaga medis saja terutama dokter umum di Indonesia masih belum ideal. Berdasarkan ketentuan rasio World Health Organization (WHO) seharusnya ada 40 dokter umum per 100 ribu penduduk. Saat ini, baru 33 dokter umum untuk 100 ribu penduduk (tempo.co). Belum lagi terjadi ketimpangan pemerataan SDM Kesehatan yang sudah dipaparkan diatas, padahal di era SJSN nanti dibutuhkan pelayanan kesehatan yang prima.
Semoga disisa detik-detik terakhir pemerintahan rezim SBY, polemic kesehatan di seantero negeri bisa diselesaikan dengan baik. SJSN yang akan diterapkan beberapa bulan lagi bisa dijalankan dengan optimal jangan sampai hanya untuk pencitraan ulang rezim mengahadapi pemilu 2014 saja dan semua kebutuhan primer masyarakat bisa terjamin terutama akses pelayanan kesehatannya.


Salam,
Jaya Sukmana
Kementrian Kajian Strategis
BEM Kema UNPAD 2013

Senin, 14 Oktober 2013

Reposisi Peran Pemuda di Era Modern



“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” 
–Ir. Soekarno
































Ucapan itu pernah dikeluarkan oleh presiden RI pertama untuk membakar semangat juang bangsa Indonesia yang sedang dihimpit para penjajah ditengah keinginan bangsa ini untuk hidup merdeka. 1000 orang tua untuk mencabut semeru dan 10 orang pemuda untuk mengguncangkan dunia. Begitu besarnya Soekarno menaruh harapan pada pemuda dengan penuh optimis dan keyakinan yang tinggi ketika mengeluarkan ucapan itu. Ucapan memang hanya sekadar kata, tapi dibalik kata akan selalu terkandung banyak makna.
Ketika mengenang kembali romantika sejarah, banyak sekali peran pemuda yang sudah dilakukan. Pemuda selalu mengambil posisi strategis dan garda terdepan dalam perubahan negeri ini, sehingga menjadi hal yang relevan ketika berbicara sejarah kebangsan secara utuh tidak pernah bisa dilepaskan dari sejarah kepemudaan. Pemuda selalu mengambil peran sebagai “pemberontak” yang sepertinya telah menjadi tradisi turun-temurun pada generasi muda selanjutnya. Banyak sekali gerakan yang pemuda pelopori, Budi Oetomo (1908), Sumpah Pemuda (1928), Proklamasi Kemerdekaan 1945, generasi 1966 sampai gerakan 1998, yang kemudian dikenal dengan nama reformasi, semuanya tidak bisa dipisahkan dari semangat perlawanan dan jiwa pemberontakan kaum muda Indonesia. Dalam pengertian dan makna yang positif budaya perlawanan kaum muda melahirkan bentuk-bentuk budaya baru sebagai revisi atas budaya lama yang dianggap sudah tidak sesuai dengan jamannya.
Lalu bagaimana dengan nasib pemuda hari ini? Gerakan pemuda yang sarat dengan perubahan rasanya sudah langka untuk ditemui. Peran pemuda sebagai generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa dan generasi pengisi kemerdekaan rasanya saat ini perlu ditinjau ulang. Pemuda hari ini seperti terbuai dalam kehidupan semu, terlena dalam kemaksiatan yang bergelimang dosa, narkoba, seks bebas, pornografi. Padahal Allah sudah menerangkan dalam Al-Qur’an:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”(QS. Al-A’raf: 96)
Fakta yang terjadi di Indonesia sangat jauh dari keinginan. Negara yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur hanya mimpi disiang bolong. Negara yang kaya akan sumber daya alam tapi seperti tikus yang mati didalam lumbung padi. Perilaku korup birokratnya, anak muda yang rusak perilaku moralnya seolah semakin menambah rentetan permasalahan di negeri ini. Wajar kalau dari hari ke hari Indonesia semakin terpuruk.
Kemandirian bangsa tentu saja menjadi atensi dari semua elemen bangsa khususnya pemuda sebagai pengemban masa depan bangsa. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemuda memiliki peranan sejarah yang penting dan berkelanjutan dalam perjalanan kehidupan berbangsa. Mengingat peranan dan posisinya yang strategis dalam konfigurasi kehidupan berkebangsaan, sudah sepatutnya pemuda mesti dipandang sebagai aset sosial bangsa yang strategis dalam pola pembangunan negeri. Indonesia masa depan bisa diramalkan dengan melihat kondisi para pemudanya hari ini, karena pemuda hari ini adalah pemimpin esok hari. Itulah sebabnya kalau ingin menghancurkan suatu negeri, maka hancurkanlah generasi muda nya terlebih dahulu.
Reposisi peran pemuda ini menjadi sebuah keniscayaan karena tantangan pada perubahan dunia secara global tidak lagi sama dengan tantangan perubahan dunia pada 10-20 tahun yang lalu. Saat ini telah terjadi pergeseran paradigma karena generasi muda yang lahir saat ini bersamaan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat. Mereka hidup dalam era digital yang serba mudah dan instan. Pada posisi ini orangtua tidak lagi memiliki peran yang cukup untuk mengambil posisi “ing ngarsa sung tulodo” (di depan memberi contoh). Anak-anak muda ini telah memilih panutannya sendiri-sendiri. Anak-anak muda inilah yang sudah saatnya didorong ke depan untuk mengambil alih peran-peran inisiatif. Generasi yang lebih tua harus rela diposisikan “tut wuri handayani” (mendorong dari belakang) dengan memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan kecerdasan serta akhlak yang baik untuk bekal agar mereka bisa mengarungi dunianya sendiri.
Isu seputar politik kaum muda, kepemimpinan orang muda, pengusaha muda, miliuner muda, intelektual muda, inventor muda bukan lagi sekadar wacana. Hal tersebut telah menjadi keniscayaan dunia yang memberikan ruang gerak dan ruang kreatif yang lebih luas untuk anak-anak muda. Memberikan peran dan tanggung jawab, serta identitas sosial yang lebih pada pemuda adalah bagian dari skenario membangun negara bangsa yang punya daya saing dan keunggulan yang siap dibandingkan dan disandingkan dengan bangsa-bangsa lain.

Jumat, 27 September 2013

Buku dan Waktu

3 minggu yang lalu dapat hadiah ini dari orang-orang yang luar biasa, meskipun sederhana tapi penuh makna.



Buku dan waktu, 2 hal yang perlu perhatian lebih akhir-akhir ini. Untuk manajemen waktu yang sangat sangat sangat keteteran akhir-akhir ini serta buku yang sudah lama terlupakan, sudah banyak tumpukan buku baru yang belum terjamah lebih dari sebulan ini.

Terimakasih teman sudah mengingatkan disaat kegersangan hati mulai melanda
Saatnya bergerak untuk memperbaiki ..


“Seseorang itu tergantung agama temannya, maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Minggu, 15 September 2013

Permainan













"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan permainan belaka. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (QS. Al-Ankabut : 64)

            Hidup ini memang sederhana. Berawal dari satu titik dan berakhir pada titik lainnya, tapi yang paling bermakna adalah interval diantara keduanya. Kita diberikan pilihan untuk mengisinya, apakah dengan sebuah goresan atau coretan. Semua nya berlomba-lomba, berkompetisi untuk melejitkan valensi diri, memperbesar kapasitas hati. Ada yang sukses menaklukan, ada yang berhasil ditaklukan. Seperti sebuah kolaborasi yang berhasil menodai garis waktu, beragam.
            Keadaan hidup yang menekan dalam situasi yang tak pernah terbayang, masalah yang datang silih berganti membuat dinamika hidup yang lebih berarti. Tapi kadang keadaan itu sering membuat kita lupa kalau kehidupan itu fana. Hidup itu hanya sementara dan permainan belaka.
            Hidup itu memang sebuah permainan, tapi bukan permainan yang bisa diselesaikan dengan main-main. Bukankah ketika kita bermain video game sekalipun kita tidak pernah bisa menyelesaikannya dengan main-main. Kita siapkan visi bermain, kita fahami arena pertandingan, dan kita terus berlatih berkali-kali. Meskipun gameover kita mencoba lagi, lagi dan lagi. Kita bisa menghabiskan berjam-jam, berhari-hari bahkan berminggu-minggu untuk menyelesaikan sebuah video game karena kita tahu video game tersebut tidak akan pernah selesai jika kita tidak serius dan focus. Segala kesulitan yang datang dihadapi, anak-anak lebih rela membuka kamus inggris hanya untuk menterjemahkan bahasa yang ada dalam video game dari pada disuruh ibunya untuk belajar. Waktu yang berlalu pun tidak terasa, mulai bermain pagi tahu-tahu ternyata sudah sore lagi sampai kadang membuat kita lupa makan dan lupa segalanya. Semua nya karena apa? Karena kita menikmati prosesnya.
Ketika bermain sendirian kadang kita merasa bodoh karena terus-terusan gameover. Tetapi ketika kita bermain dengan orang lain, kita jauh lebih hebat karena telah banyak menelan kepahitan. Ketika kalah satu kali, kita akan memikirkan strategi agar tidak kembali terulang. Terus berfikir, berfikir dan berfikir untuk menang. Ketika sudah menang ada kepuasan tersendiri meskipun telah banyak waktu yang dikorbankan dan banyak uang yang dihabiskan untuk sebuah video game. Tapi toh kita tidak pernah menyesal karena dibalik video game terkandung kreatifitas tanpa batas.
Begitupun dengan hidup, kehidupan itu hanya sebuah permainan. Permainan yang harus diselesaikan dengan visi bermain, strategi, focus, serius dan yang paling terpenting adalah menikmatinya, terutama prosesnya. Karena dalam prosesnya terkandung banyak makna untuk memperindah setiap goresan kehidupan kita.

Selasa, 06 Agustus 2013

Mendaki


Aku mendaki melewati lembah
Meskipun dengan kaki bersimbah darah
Berharap menemukan pemandangan puncak yang indah

Aku berlari melewati sabana
Meskipun dengan hati yang merana
Berharap melihat hijaunya padang rumput istimewa

Aku menyelami dasar samudra
Meskipun dengan jiwa yang hampa
Berharap memiliki kemilau indahnya mutiara

Tapi mengapa?!
Lembah yang didaki seperti tak ada henti,
Sabana yang dilewati panjang membentang tiada arti,
Samudra yang diselami seperti tak kunjung bertepi,
Yang tersisa hanya kaki yang semakin terluka,
Hati yang semakin merana,
Dan jiwa yang semakin hampa

Cahaya pun perlahan mulai redup
Terhalang oleh lembah-lembah yang menggunung
Tertimbun dibawah pohon-pohon dalam sabana yang rindang
Terkikis oleh dasar samudra yang gelap

Aku rela untuk tidak melihat indahnya pemandangan puncak
Aku rela untuk tidak melihat indahnya padang rumput istimewa
Aku rela untuk tidak memiliki indahnya kemilau mutiara samudra
Tapi,
Jangan pernah biarkan cahaya itu pergi dariku
Karena tanpanya bunga yang telah ku janjikan tak akan mekar
Bunga yang akan aku persembahkan untukmu,
Hanya untukmu ..

Senin, 17 Juni 2013

#aksi


Twitter dan facebook malam tadi rasanya sedikit berbeda. timeline begitu sesak dengan #aksi dan #BBM. Jarkom yang masukpun hampir semuanya seruan #aksi. Rasanya senang sekali melihat anak muda yang mulai kritis, mengkritik kebijakan dzalim pemerintah, berjuang bersama rakyat. Kajian-kajian mulai digalakan seakan mengalahkan atmosfer UAS yang akan segera melanda. Aksi-aksi mulai digencarkan dari birokrasi kelas teri sampai kelas kakap. Semuanya bersatu dalam #aksi, gegap gempita dalam satu suara: “tolak kenaikan harga BBM”. Melihat kajian-kajian yang semakin massif, melihat #aksi #aksi yang semakin intensif rasanya impian Indonesia jaya di masa depan bukan lagi dongeng sebelum tidur.

Eh, tapi mungkin saya juga lupa. Mereka yang sedang duduk di kursi pemerintahan pun dulu pernah muda bukan? pernah punya idealis yang sama bukan? pernah gegap gempita dalam perjuangan bersama rakyat bukan? mungkin idealis untuk membela rakyat mereka lebih kuat apalagi yang dilawan dulu adalah tirani orde baru yang bertumpu pada militer, taruhannya nyawa bukan lagi seperti sekarang yang #aksi bisa dilakukan dengan damai.

Jadi?

Dalam memberikan gagasan, dalam menentukan #aksi, dalam membangun gerakan sebetulnya tidak ada yang salah. Hanya saja nanti ketika kita sudah duduk di pemerintahan menggantikan bapak-bapakpolicy makers itu jangan lupa idealis saat ini, kita pernah mengkritik mereka, bergerak dan bersatu hanya untuk rakyat.

Mengkritik itu memang baik karena itu tandanya kita masih peduli, tapi jangan biarkan kritik itu sebagai siklus yang lumrah harus dilalui dan terus berputar-putar. Mahasiswa mengkritik, pemerintah dikritik. Ketika mahasiswa  sudah duduk dipemerintahan, mereka kembali dikritik oleh generasi selanjutnya. Ini seperti siklus yang tidak pernah ada akhirnya. Jangan sampai kesalahan yang pemerintah saat ini lakukan kita ulangi lagi di masa mendatang. Bukankah orang yang lebih baik dari hari kemarin itu adalah orang-orang yang beruntung?

Selamat #aksi yang hari ini berangkat ke jakarta, jangan lupa hari ini kalian pernah bergerak dan bersatu untuk rakyat J

 
biz.