Senin, 17 Juni 2013

#aksi


Twitter dan facebook malam tadi rasanya sedikit berbeda. timeline begitu sesak dengan #aksi dan #BBM. Jarkom yang masukpun hampir semuanya seruan #aksi. Rasanya senang sekali melihat anak muda yang mulai kritis, mengkritik kebijakan dzalim pemerintah, berjuang bersama rakyat. Kajian-kajian mulai digalakan seakan mengalahkan atmosfer UAS yang akan segera melanda. Aksi-aksi mulai digencarkan dari birokrasi kelas teri sampai kelas kakap. Semuanya bersatu dalam #aksi, gegap gempita dalam satu suara: “tolak kenaikan harga BBM”. Melihat kajian-kajian yang semakin massif, melihat #aksi #aksi yang semakin intensif rasanya impian Indonesia jaya di masa depan bukan lagi dongeng sebelum tidur.

Eh, tapi mungkin saya juga lupa. Mereka yang sedang duduk di kursi pemerintahan pun dulu pernah muda bukan? pernah punya idealis yang sama bukan? pernah gegap gempita dalam perjuangan bersama rakyat bukan? mungkin idealis untuk membela rakyat mereka lebih kuat apalagi yang dilawan dulu adalah tirani orde baru yang bertumpu pada militer, taruhannya nyawa bukan lagi seperti sekarang yang #aksi bisa dilakukan dengan damai.

Jadi?

Dalam memberikan gagasan, dalam menentukan #aksi, dalam membangun gerakan sebetulnya tidak ada yang salah. Hanya saja nanti ketika kita sudah duduk di pemerintahan menggantikan bapak-bapakpolicy makers itu jangan lupa idealis saat ini, kita pernah mengkritik mereka, bergerak dan bersatu hanya untuk rakyat.

Mengkritik itu memang baik karena itu tandanya kita masih peduli, tapi jangan biarkan kritik itu sebagai siklus yang lumrah harus dilalui dan terus berputar-putar. Mahasiswa mengkritik, pemerintah dikritik. Ketika mahasiswa  sudah duduk dipemerintahan, mereka kembali dikritik oleh generasi selanjutnya. Ini seperti siklus yang tidak pernah ada akhirnya. Jangan sampai kesalahan yang pemerintah saat ini lakukan kita ulangi lagi di masa mendatang. Bukankah orang yang lebih baik dari hari kemarin itu adalah orang-orang yang beruntung?

Selamat #aksi yang hari ini berangkat ke jakarta, jangan lupa hari ini kalian pernah bergerak dan bersatu untuk rakyat J

Jumat, 07 Juni 2013

Sudah STT (Sidang Tengah Tahun) Lagi

Bissmillahirrohmanirrohim ..
Assalamualaikum Wr. Wb.

Tekad yang membara tak akan pernah pupus dimakan usia        
Jadi terimalah salam untuk mahasiswa yang sedang berjuang didalam altar suci perubahan
Hidup Mahasiswa!
           
Seiring sinar matahari yang tak lekang menyinari kegelapan, segala puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah yang Maha Kuasa atas segala nikmat yang diberikan kepada makhluk-Nya, Dia-lah yang menciptakan merahnya darah dan beningnya air mata. Sholawat bertangkaikan salam semoga selalu tercurah kepada nabi besar Muhammad saw. Insan yang telah merubah dunia, mendobrak pintu kebatilan dan merubah peradaban, membawa kita dari zaman kegelapan sehingga sampai pada zaman ini.
            Bisa berkarya menjadi bagian dari BEM Kemafar 2013 kabinet dedikasi merupakan kebanggan tersendiri, ditengah hecticnya kuliah, ditengah padatnya praktikum merupakan suatu kehormatan bisa bertemu dengan orang-orang hebat di kemafar, bisa bekerjasama dan membangun sendiri rumah kita bersama, Kemafar UNPAD.
Sebelumnya saya mau mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kang Rizki Pamula karena telah mempercayakan amanah yang luar biasa untuk saya sebagai Deputi Bidang Media dan Kesejahteraan Mahasiswa. Meskipun sempat ragu diawal karena sadar akan kapasitas diri yang begitu kecil tapi kalian memberikan kekuatan. Terimakasih untuk Nadhira, Alhamzah, Selma dan Byantari yang telah siap sedia menjadi garda terdepan dalam menyebarkan informasi untuk kemafar. Terimakasih untuk Tazki, Terry, Inna, Ige, Bethary, teh Nurul dan teh Farah yang tetap setia memberikan pelayanan terbaiknya di bidang Wirausaha. Terimakasih untuk teh Fatimah, Hakim dan Tandri yang telah menyelaraskan spiritual di kemafar. Terimakasih untuk Akmal, Benny, Farah dan Hamidah yang selalu bekerja keras menjaga kesolidan KKM demi untuk kemajuan Kemafar bersama. Terimakasih untuk teh Gayuh, teh Dita, Maira, Wirda, Hanifa, Diah dan Yocky yang telah peduli disaat kepedulian itu menjadi hal yang sangat sulit untuk ditemukan.
Dinamika yang terjadi di hampir setengah periode kepengurusan ini sangat beragam dan itu merupakan hal yang wajar kita temui dalam suatu titik tolak kehidupan. Hidup tanpa masalah bagaikan sayuran tanpa garam. Karena masalah lah yang sebenarnya mendewasakan kita, bukan pujian, bukan pula kehidupan yang datar tanpa ada hambatan. Sekarang bagaimana kita merespon masalah tersebut dengan baik karena seperti kata pepatah “Pelaut yang hebat itu tidak dibesarkan dalam ombak yang tenang.”
Sekarang, mari kita selesaikan apa yang telah kita mulai. Masih ada setengah periode tersisa untuk waktu pembuktian. Semoga evaluasi-evaluasi yang dituliskan di setengah periode ini bisa menjadi titik tolak kita untuk bangkit menjadi lebih baik lagi. Semoga nurani kita tetap bernyala.
Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Indonesia!

Salam,
Jaya Sukmana           
Deputi Bidang Media dan Kesejahteraan Mahasiswa      
BEM Kemafar UNPAD 2013

 
biz.