Dari Cermin aku belajar, Cermin
itu tidak pernah bohong. Dia hanya memantulkan apa yang ada di depannya. Kita
bertanya, dia menjawab. Dia membantu melihat diri kita dari sisi lain yang
tidak pernah bisa kita lihat.
Dari Air aku belajar, air
selalu bisa menyesuaikan dengan tempat dimana pun dia berada, tanpa lupa bahwa
dia itu air.
Dari Tukang Parkir aku belajar,
dia tidak pernah sombong meskipun punya banyak mobil dan motor, karena dia tahu
dan sadar bahwa semua itu hanya titipan dari orang lain. Sekarang, masih membanggakan apa yang kita punya saat ini? Sadarlah itu semua
hanya titipan dari Allah swt.
Dari ikan laut aku belajar,
meskipun dia tinggal di lingkungan yang asin, tapi dagingnnya tetap tawar,
tidak pernah terbawa oleh asin nya air laut.
Dari Pepohonan aku belajar,
kadang dia harus merelakan daunnya berguguran untuk mengurangi penguapan
berlebih, akibat suhu disekitarnya yang tinggi. Dalam hidup, kadang kita juga
harus merelakan sesuatu yang kita anggap itu sangat berharga, tapi masih
ingatkah kamu Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 216 : “Boleh jadi
kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan
kamu tidak mengetahui.”
Dari sebuah Durian aku belajar,
kadang penampakan luar itu tidak selalu mencerminkan kualitas di dalam nya.
Dari seorang Programmer aku
belajar, jika sebuah program tidak dijalankan sebagaimana mestinya, berdasarkan
instruksi yang telah di buat sang pencipta nya, bisa jadi program itu hancur
atau minimal error. Ada korelasinya dengan Indonesia dan Umat Muslim saat ini? Silakan
pikirkan sendiri :D
Dari Lapangan Bola aku belajar,
seberapa keras pun penonton berkomentar, mereka mencaci, mereka memaki dan
mereka mengina para pemain di tengah lapangan. Siapa yang kaya? Siapa yang
Sukses? Dan Siapa yang dibayar? Tentu saja pemain. Masih tetap mau jadi
penonton dalam pentas Dakwah ini, Sementara Allah sudah dengan tegas
menjanjikan kemenangan untuk kita.
Dari Lilin aku belajar, semakin
terang cahaya lilin, maka api akan
semakin cepat melahapnya habis. Karena gaya selalu berbanding lurus
dengan resultannya.
Dari sebuah Kereta aku belajar,
dia tidak pernah berhenti di statsiun untuk menunggu penumpang. Kereta akan
tetap berangkat dengan atau tanpa ada nya penumpang. Karena bukan hasil yang
dicapai tapi proses, bukan banyaknya kuantitas, tapi hebatnya kualitas.
Dari Farmasi aku belajar, dari Ahli
Farmasi aku belajar tentang obat-obatan. Islam itu adalah Obat, satu-satunya
obat bagi pesakitan yang sedang dialami Dunia saat ini. Mari Sembuhkan Dunia J
Dan dari Indonesia aku banyak sekali belajar, yang tidak mungkin aku sebutkan satu persatu dalam tulisan ini, Terima kasih Indonesia karena engkau telah sudi aku pijak sampai detik ini. Sekarang nantikan aku karena aku ingin sedikit berkarya untukmu, tapi biarkan aku berpetualang lagi sebelum benar-benar siap untuk membangun mu kelak, dengan Islam tentunya.