Minggu, 28 Agustus 2016

Kata Perpisahan saat Sumpah Apoteker Unpad Periode 2015/2016

Bissmillahirrohmanirrohim ..
Assalamualaikum, wr. wb.

Yang terhormat
  • Wakil Rektor bidang Riset, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama, Inovasi dan Usaha
  • Perwakilan Komite Farmasi Nasional
  • Perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
  • Perwakilan PP Ikatan Apoteker Indonesia dan Ketua PD IAI Jawa Barat
  • Dekan Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
  • Ketua Prodi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
  • Dosen dan Civitas Akademika Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
  • Orang Tua yang saya cintai
  • Dan Teman-teman sehimpunan dan secita Apoteker UNPAD yang saya sayangi

Tidak bosan-bosannya mari kita panjatkan puji dan syukur kita kepada ilahi rabbi karena atas karunia nya kita masih diberikan kesempatan untuk berkumpul ditempat yang bersejarah ini.
Solawat serta salam semoga tercurah limpah kepada habibana wa nabiyana Muhammad SAW. Keluarganya, sahabatnya serta ummatnya hingga akhir jaman.

Pertama, saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman apoteker baru atas kepercayaan yang telah diberikan kepada saya untuk mewakili teman-teman semua dalam menyampaikan kata-kata perpisahan pada acara ini. Sungguh suatu kehormatan dapat berdiri di hadapan hadirin yang saya banggakan.

Hadirin yang saya hormati dan teman-teman yang saya sayangi,
Setiap hari anak muda terus dilahirkan. Ide, gagasan, dan karya terus ditelurkan. Pemimpin-pemimpin hebat terus dihasilkan. Dunia berubah begitu cepat. Hingga akhirnya kita sadar, satu fase dalam hidup kita ternyata sudah berakhir.

Saya masih ingat dengan jelas ketika pertama kali menginjakan kaki di Jatinangor. Muka polos, kepribadian lugu, akhirnya harus babak belur dihantam pendidikan farmasi yang keras. Waktu tidur lebih kita pilih untuk dikurangi daripada tugas tidak selesai. Kegiatan lain kita kesampingkan daripada ketika responsi tidak bisa menjawab pertanyaan. Belum lagi ketika kuliah profesi, dimana setiap harinya penuh dengan tugas presentasi. Setiap akhir semester kita selalu dibuat deg-degan menunggu nilai index prestasi yang selalu fluktuatif. Tapi, dibalik itu semua sesungguhnya jadi anak farmasi itu menyenangkan walaupun susah dijalani.

Hadirin yang saya hormati dan teman-teman yang saya sayangi,
Dunia nyata benar-benar ada didepan pelupuk mata kita. Ini bukanlah laboratorium tempat kita praktikum dimana setiap kesalahan bisa diperbaiki. Ini bukanlah ruang-ruang kelas dimana tugas yang salah bisa mendapatkan toleransi. Ini bukanlah tempat diskusi dengan dosen dimana hasil salah bisa mendapatkan maaf lagi. Orang-orang diluar sana tidak akan peduli kita baru saja lulus, yang mereka lihat kita adalah apoteker dan kita harus siap. Kasus-kasus yang terjadi akhir-akhir ini seperti kasus vaksin palsu menyorot tugas dan tanggungjawab apoteker dengan lebih seksama. Apoteker dituntut untuk melaksanakan perannya dengan penuh tanggungjawab. Dan momen itu harus benar-benar bisa kita manfaatkan sebagai starting point dalam membangun pekerjaan kefarmasian di bidang pelayanan yang lebih bermartabat.

Dalam menghadapi dunia nyata ini, rasa tanggungjawab kita dalam menjalankan praktik kefarmasian harus dipadukan pula dengan kompetensi yang baik, karena masa depan adalah milik mereka yang memiliki kompetensi. Kita bukanlah siapa-siapa, saya tidak dilahirkan dari keluarga ningrat, saya juga tidak dilahirkan dari keluarga pejabat. Tapi kita punya mimpi yang besar dalam menghidupkan negeri ini. Oleh sebab itu, Indonesia mengajari kita bagaimana seorang jokowi bertransformasi dari seorang rakyat jelata menjadi pejabat Negara. Dia melakukan mobilitas vertikal dengan kompetensi nya. Dan itu pula yang harus kita contoh. Mari kita lakukan mobilitas dengan kompetensi kita.

Teman-teman yang saya sayangi,
Jadi apapun kita dimasa depan, perjalanan takdir kita sedang di evaluasi hari ini. Apakah kita akan menjadi pelaku sejarah, atau hanya sekadar menjadi penonton dalam sejarah. Dari awal masuk farmasi saya selalu bertanya-tanya, bagaimana nasib dunia kefarmasian di masa depan? Tapi rasanya kebersamaan kuliah profesi beberapa bulan kebelakang membuat saya bisa menjawab dengan mantap pertanyaan tersebut, kalau nasib dunia kefarmasian di masa depan akan baik-baik saja karena kita sendiri yang akan menciptakannya! Tak peduli sekelam apapun langit semalam, hari esok selalu lebih menjanjikan. Semoga kita memang dilahirkan untuk menjadi Apoteker yang bertanggungjawab, dan tidak terjerumus dalam dosa keprofesian.

Hadirin yang saya hormati,
Terakhir ..
Ijinkan saya mewakili teman-teman untuk mengucapkan terimakasih kepada Universitas Padjadjaran karena dari sekian banyak pelamar, kamilah yang terpilih untuk kemudian menyandang status sebagai mahasiswa Fakultas Farmasi UNPAD. Tidak lupa terimakasih kepada guru-guru kami (bapak ibu dosen) dan seluruh civitas akademika UNPAD karena dengan sabarnya mau mengajari kami, mau membimbing kami dengan segudang keilmuan sehingga kami bisa mengerti lebih banyak tentang obat-obatan hingga kami bisa menyandang gelar Apoteker hari ini. Semoga Allah memuliakan guru-guru kami ini karena ilmu nya di akhirat kelak.

Ucapan terimakasih yang paling besar ingin saya haturkan kepada sosok yang disebut oleh Ki Hajar Dewantara sebagai Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Itulah sosok yang sesungguhnya ada pada orang tua kita. Sosok yang ketika di depan selalu memberikan teladan yang baik, ketika ditengah selalu memberikan semangat untuk maju dan ketika dibelakang selalu memberikan dorongan agar kita tidak pantang menyerah. Sosok yang selalu menjadi alasan kita pulang ketika sudah lama jauh diperantauan. Bagi saya, acara hari ini pun sejatinya bukan pesta perayaan bahwa kita telah menjadi manusia seutuhnya karena menyelesaikan pendidikan dari kampus Universitas Padjadjaran. Tapi sebagai simbolisasi bentuk apresiasi bahwa dibalik jas-jas putih tulang yang kita kenakan ini ada usaha dan kerjakeras dari orang tua yang luar biasa, ada do’a-do’a yang selalu terpanjat setiap malamnya mendoakan proses belajar kita, ada keringat-keringat yang bercucur membiayai semua keperluan kita. Tanpa orang tua, kita tidak akan pernah bisa berdiri disini, ditempat ini. Semoga Allah menghadiahkan surga untuk orang tua kita.

Untuk teman-teman sehimpunan secita Apoteker UNPAD 2015/2016. Semoga kebersamaan kita dalam menempuh pendidikan farmasi dan apoteker, benar-benar terpatri dalam hati kita masing-masing, serta tidak lupa kalau kita pernah sama-sama dilahirkan dari kampus Universitas Padjadjaran. Dimanapun kalian berada nantinya, selamat bersinar ditempatnya masing-masing.

Demikian yang dapat saya sampaikan, terimakasih atas perhatian yang diberikan dan mohon maaf atas segala kekurangan.


Wassalamualaikum wr. wb.

Jaya Sukmana

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 comments:

Posting Komentar

 
biz.