kadang
aku merindu, atas satu massa yang sudah terlewat. Bukan karena kenangan
didalamnya, tapi karena prinsipnya yang masih melekat
kadang
aku merindu, ketika kita sama-sama merapatkan barisan. Bukan untuk menantang
kejam nya sang waktu, hanya untuk menandakan kita Muslim yang padu
kadang
aku merindu, ketika halaqoh datang terlambat karena memang tugas yang sangat
menghambat, yang pada akhirnya kena-marah-oleh-musyrif yang sudah lama menanti
kadang
aku merindu, ketika pagi-pagi di akhir pekan harus futsal diatas lapangan
bertembok setelah semalaman membina diri
kadang
aku merindu, ketika harus menjadi petugas do’a pagi yang akhirnya kena complain teman-teman "kamu
lagi baca do’a atau lagi balap lari, jay?"
kadang
aku merindu, ketika yang lain sibuk ber-pensi ria tapi kita sibuk
beres-beres masjid sekolah
kadang
aku merindu, ketika bertemu dengan kakak tingkat yang sedang menyapu di
pelataran masjid kemudian dengan enteng nya bilang “yuk kita nyari bidadari
Surga”
kadang
aku merindu, ketika interaksi dengan lawan jenis sangat terbatas, hanya untuk
membuktikan diri sebagai Muslim yang berkualitas
kadang
aku merindu, ketika akan rapat dengan akhwat yang pertama kali
disiapkan bukanlah agenda rapat, tapi hijab untuk pembatas
kadang
aku merindu, ketika waktu luang kita diskusi di pelataran masjid tentang
bola-guru-organisasi-dakwah-politik-jil-games-atau untuk sekadar
ngomongin akhwat sekalipun hehe
kadang
aku merindu, tentang massa putih-abu itu
aah,
ternyata itu memang sudah berlalu
tapi
semoga tidak perlu alasan untuk hanya sekadar, Merindu ..
ayo bung Jay, gelorakan seruan revolusi! Bersatu, bergerak, tegakkan ideologi Islam!
BalasHapus