Malam ini memang dingin. Tapi jauh
lebih dingin ketika mulai menengok kedalam hati, seperti tidak ada ruh yang
biasanya menghangatkan ataupun visi yang biasanya mencairkan suasana disaat
kelelahan datang menerpa. Ketika mulai memejamkan mata, ada sesuatu yang
terlihat tapi tidak kelihatan. Aku sadar memang ada yang salah, tapi bingung
harus mulai darimana memperbaikinya. Aku hanya berjalan mengikuti langkah kaki,
kemudian berbelok karena ada angin yang berhembus, terombang-ambing dalam
kefanaan dunia. Hasrat dunia tentang Aisyah
dan Maisyah kemudian menjebak,
menghamburkan konsentrasi. Menjalani aktivitas tanpa ruh yang menyertainya
seperti telah keras beribadah tapi tidak mendapatkan pahala, hanya kesia-siaan
yang ada.
Atas semua yang terjadi kadang kita
memang memerlukan jeda, bukan untuk mengakhiri narasi tapi hanya untuk sekadar
memberi makna. Tahun ini harus menjadi titik balik, menemukan kembali dikuadran
mana seharusnya aku berada. Maafkan atas keputusan menolak beberapa pinangan,
bukan karena sakit hati, sama sekali bukan. Aku hanya memerlukan sejenak jeda untuk
bernafas dan mengintip kembali peta hidupku yang sudah lama terapung
dipermukaan lautan kefanaan dunia. Aku tak mau semakin tenggelam lebih jauh.
Ini bukan tentang apapun dari kalian,
tapi ini tentang visi yang sudah lama hilang. Aku khawatir jika aku tidak mulai
mencarinya sekarang, maka ia akan lapuk dimakan waktu, menjadi kusam, berdebu
dan rapuh. Aku tidak mau hal itu terjadi, karena ini yang akan aku persembahkan
untuk orang yang special di fase kehidupan selanjutnya.
0 comments:
Posting Komentar