Minggu, 23 Maret 2014

visi yang terlupa

Malam ini memang dingin. Tapi jauh lebih dingin ketika mulai menengok kedalam hati, seperti tidak ada ruh yang biasanya menghangatkan ataupun visi yang biasanya mencairkan suasana disaat kelelahan datang menerpa. Ketika mulai memejamkan mata, ada sesuatu yang terlihat tapi tidak kelihatan. Aku sadar memang ada yang salah, tapi bingung harus mulai darimana memperbaikinya. Aku hanya berjalan mengikuti langkah kaki, kemudian berbelok karena ada angin yang berhembus, terombang-ambing dalam kefanaan dunia. Hasrat dunia tentang Aisyah dan Maisyah kemudian menjebak, menghamburkan konsentrasi. Menjalani aktivitas tanpa ruh yang menyertainya seperti telah keras beribadah tapi tidak mendapatkan pahala, hanya kesia-siaan yang ada.

Atas semua yang terjadi kadang kita memang memerlukan jeda, bukan untuk mengakhiri narasi tapi hanya untuk sekadar memberi makna. Tahun ini harus menjadi titik balik, menemukan kembali dikuadran mana seharusnya aku berada. Maafkan atas keputusan menolak beberapa pinangan, bukan karena sakit hati, sama sekali bukan. Aku hanya memerlukan sejenak jeda untuk bernafas dan mengintip kembali peta hidupku yang sudah lama terapung dipermukaan lautan kefanaan dunia. Aku tak mau semakin tenggelam lebih jauh.

Ini bukan tentang apapun dari kalian, tapi ini tentang visi yang sudah lama hilang. Aku khawatir jika aku tidak mulai mencarinya sekarang, maka ia akan lapuk dimakan waktu, menjadi kusam, berdebu dan rapuh. Aku tidak mau hal itu terjadi, karena ini yang akan aku persembahkan untuk orang yang special di fase kehidupan selanjutnya.

Jaya Sukmana

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 comments:

Posting Komentar

 
biz.